IbnuIyadh rahimahullah Expand 21 Dec Mr Nobody @SeorangHambaNya Kesembuhan dtg dari Allah, sakit pun dtg dari Allah,tiada 1pun yg bergerak diatas dunia, melainkan dgn izin dari Allah. Expand 21 Dec Mr Nobody @SeorangHambaNya Ya Allah.. Terimalah segala amal ibadat kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan selamatkanlah kami dari azab api neraka.
Sakitseringkali membuat penderitanya lemah tak berdaya,menguras tenaga dan tentu saja biaya,Namun bagi seorang muslim,sakit adalah kasih sayang Allah ta'ala
DpBbm Sakit Penghapus Dosa . 30 Kata Kata Perpisahan Sedih Mengharukan Untuk Meluapkan Perasaan Luapkan Kekecewaanmu Melalui Kata Kata Galau Sedih Yang M Kata Kata Bahagia Kata Kata Bijak. Kata mutiara sakit penggugur dosa. Bagaimana pun sakit adalah ujian. Berikut kumpulan kata-kata mutiara nasihat tentang sakit dinukli dari laman Cikimm
DpBbm Sakit Penghapus Dosa; Dinosaur Waffle Iron; Rick And Morty Smoking Wallpaper; Gambar Sendok Garpu Abstrak; Lukisan Henna Di Tangan; Foto Hari Ibu Terbaru; Logo Merk Baju Terkenal; Gambar Monster Pokemon Full Hd
DpBbm Doa Untuk Orang Sakit Gambar Kata Kata Doa Untuk Suami Gambar Kata Kata Doa Kata Kata Lucu Hari 17 Agustus Foto Sragen
Sejakmasa muda, Nabi Muhammad saw telah dikenal dengan kejujuran, amanat, kesabaran, ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan kerendahan diri beliau tidak memiliki sekutu dan dalam kemanisan etika beliau tak tertandingi. "Sesungguhnya engkau berada di puncak akhlak yang agung.".
YaAllah jadikan malam nisfu syaban ini adalah momen penghapus dosaku dan kuatkan hamba dalam melaksanakan perintah-Mu. Selamat menjalani malam nisfu syaban semmoga kita termasuk dalam setiap hamba yang mengakui kesalahan dan memohon ampunan. Baca Juga: Resep Menu Buka Puasa Ramadan Saat Ini; Dp Bbm Menyambut Ramadhan Terbaru
6 Ramadhan Bulan Pengampunan Dosa "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR. Bukhari) "Shalat yang lima waktu, dari jumat ke jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan, merupakan penghapus dosa di antara mereka, jika dia menjauhi dosa-dosa besar." (HR. Muslim)
Saatmasih bocah gua seneng banget sama yang namanya main, setiap menit dalam hidup gua gak bisa terlepas dari yang namanya main, tapi ada masa nya dimana gua jadi mal a s main. Yang membuat gua jadi mal a s main karena gua musuhan sama tetangga gua, tapi biasanya gua musuhan sama tetangga gua cuma 3 hari doang, soalnya kata bu Haji kalo musuhan lebih dari 3 hari dianggap dosa.
Seorangpengguna twitter dibully khalayak gara-gara melakukan twit in gambar tersebut. @katakgenit dalam twitnya mengaku bukan dirinya yang membuat gambar tersebut : nggak tau siapa yang buat. Itu jadi ceritanya temen buka bbm. Ada yang pake dp itu, terus salahnya gue twit-in. :((. Dia juga berkali-kali meminta maaf dalam twitnya.
KataBijak Ucapan Untuk Orang Sakit. Yuk Simak 8 Contoh Inspirasi Kata Kata Bijak Rumus Fisika Kekinian. Kata-kata Tentang Penyakit Islami Kesimpulan Mata akan berbicara Ketika mulut tak lagi sanggup menjelaskan sebuah rasa sakit Berpikirlah bahwa sakit yang kamu alami adalah penggugur atas dosa-dosamu yang telah terjadi.
Pokoknyadia sering banget bbm ingetin makanlah solat lah, sampe kalimat terakhirnya bener-bener bikin gw ilfi 'elin sayang', manayaaaang peyaaang -_- dan mau ga mau tapi harus mau gw bales bbm nya beberapa jam kemudian 'tolong banget dong kalo bbm biasa aja gausah pake sayang-sayang segala, jujur gw risih banget', dan saat itu juga
benarsekali, sakit dan juga bencana itu dapat jadi fasilitas buat peluruhan dosa. tetapi, tentu tidak dan merta demikian bila dalam hati dan juga perilaku malah kita tidak menerima, ataupun tidak tabah atas apa yang mengenai kita itu. tabah tidak cuma dicoba kala kita diuji dengan sakit, namun pula kala kita diuji dalam keadaan sehat. kala
WANITAMUSLIMAH. Katanya, seorang suami itu baru dibilang sukses, bila rumahtangganya juga beres. Katanya pula, sukses seorang suami tidak terlepas dari dukungan istrinya. Sebagai seorang isteri pun tentunya memiliki andil yang tidak kecil, karena di belakang setiap lelaki sukses, hampir selalu ada seorang wanita yang mem-back up keberhasilannya.
Sebagai manusia biasa, sudah tentu kita tiada terlepas daripada melakukan kesalahan sama ada secara sengaja atau tidak. Sedangkan dosa itu sebenarnya menjauhkan diri kita dengan Allah. Jadi hikmah diturunkan kesakitan atau bala bencana itu adalah sebagai cara untuk Allah menghapuskan dosa kita berkenaan," katanya.
P3hR. loading... KABAR tentang orang sakit dan kematian menjadi berita biasa di tengah pandemi covid-19 belakangan ini. Bagi tiap muslim, wabah ini dipahami sebagai ujian dari Allah SWT. Baca Juga Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dalam tulisannya berjudul الإبتلاء بالمرض yang diterjemahkan Abu Umamah Arif Hidayatullah mengingatkan bahwa tidak perlu bersedih ketika sakit. Menurutnya, bagi orang yang sakit mempunyai dua kelebihan. Pertama, sakit yang dialaminya bisa sebagai penghapus dosa-dosanya. Kedua, mengangkat Tabaraka wa Ta’ala berfirman وَٱذۡكُرۡ عَبۡدَنَآ أَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلشَّيۡطَٰنُ بِنُصۡبٖ وَعَذَابٍ – ٱرۡكُضۡ بِرِجۡلِكَۖ هَٰذَا مُغۡتَسَلُۢ بَارِدٞ وَشَرَابٞ – وَوَهَبۡنَا لَهُۥٓ أَهۡلَهُۥ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ رَحۡمَةٗ مِّنَّا وَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ – وَخُذۡ بِيَدِكَ ضِغۡثٗا فَٱضۡرِب بِّهِۦ وَلَا تَحۡنَثۡۗ إِنَّا وَجَدۡنَٰهُ صَابِرٗاۚ نِّعۡمَ ٱلۡعَبۡدُ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٞ [ ص 41-44] “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabbnya “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan”. Allah berfirman “Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. Dan Kami anugerahi dia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan kami tambahkan kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput, maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia Ayyub seorang yang sabar. dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada Rabbnya”. [Shaad/38 41-44]. Baca Juga Imam Ibnu Katsir mengatakan, ayat ini sebagai peringatan bagi siapa saja yang sedang diberi ujian oleh Allah ta’ala pada tubuhnya, atau hartanya, atau anaknya. Maka bagi orang yang diberi ujian seperti itu, ternyata dirinya mempunyai suri tauladan yaitu Nabi Allah Ayub alaihi sallam. Allah ta’ala telah memberi ujian kepada Nabi Ayub dengan cobaan yang lebih besar dari hal itu, namun beliau tetap sabar serta mengharap pahala dari Allah Shubhanahu wa Ta’ala sampai akhirnya –Dia menghilangkan penyakit yang diderita oleh beliau”.Terkadang seorang mukmin diberi ujian oleh Allah SWT dengan suatu penyakit disebabkan karena kelalaianya dengan sebagian kewajiban yang diperintahkan Allah Ta’ala kepadanya, sehingga penyakitnya tersebut menjadi semacam penghapus dari dosa-dosanya. Allah ta’ala berfirman لَّيۡسَ بِأَمَانِيِّكُمۡ وَلَآ أَمَانِيِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِۗ مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدۡ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا [النساء 123] “Pahala dari Allah itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak pula menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak pula penolong baginya selain dari Allah”. [an-Nisaa’/4 123]. Dan ada beberapa hikmah di balik sebuah musibah, di antaranya adalah 1. Sebagai penghapus dosa dan kesalahan. Dijelaskan dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dari musnadnya Zuhair, yang menceritakan “Aku kabarkan bahwa Abu Bakar pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. 'Ya Rasulallah, apa yang dimaksud ayat ini لَّيۡسَ بِأَمَانِيِّكُمۡ وَلَآ أَمَانِيِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِۗ مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ [النساء 123] “Pahala dari Allah itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak pula menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu“.[an-Nisaa’/4 123]. Apakah setiap kejelekan yang kita kerjakan pasti ada balasannya? Maka Rasulallah SAW menjawab dengan sabdanya قال رسول الله صلى الله عليه وسلم غَفَرَ اللَّهُ لَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ أَلَسْتَ تَمْرَضُ أَلَسْتَ تَنْصَبُ أَلَسْتَ تَحْزَنُ أَلَسْتَ تُصِيبُكَ اللَّأْوَاءُ قَالَ بَلَى قَالَ فَهُوَ مَا تُجْزَوْنَ بِهِ » [ أخرجه أحمد]
RAMAI yang mengeluh dan dihimpit kesedihan saat diri diuji dengan kesakitan. Malah, ada juga sebilangan orang yang mempersoal kenapa dirinya ditakdirkan sakit dan seumpamanya. Bagi individu yang dikurniakan sifat sabar yang tinggi pula, mereka akan menganggap kesakitan itu sebagai ujian daripada Pencipta untuk menduga kesabaran seorang hamba. Malah, mereka sentiasa berbaik sangka dengan ALLAH. Ya, nikmat kesihatan begitu besar nilainya. Apa tidaknya, saat ditimpa kesakitan, rutin harian akan terganggu. Ada perkara yang mungkin tidak boleh kita lakukan. Apatah lagi jika kita sememangnya hidup dalam keluarga kais pagi makan pagi, kais petang makan petang. Kehidupan pasti akan bertambah sukar jika tidak dapat keluar bekerja. Ketahuilah, terselit hikmah di sebalik ujian sakit yang ditimpakan ke atas seorang hamba waima hanya kesakitan kecil. Namun, mereka yang benar-benar bersabar sahaja yang dapat meraih imbalan berkenaan. Apakah sebenarnya ganjaran yang kita akan peroleh jika diuji dengan kesakitan? Benarkah sakit itu sebagai kafarah kepada dosa-dosa kita selama ini? Usah berburuk sangka Kepada Sinar Islam, Pensyarah Kanan Akademi Tamadun Islam, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Teknologi Malaysia, Dr Abdul Hafiz Abdullah menjelaskan, keluhan dan kesedihan tidak dapat dielakkan kerana perasaan itu akan dirasai oleh manusia ketika diuji dengan kesakitan. DR ABDUL HAFIZ Jelas beliau, ia kerana begitulah sifat manusia. Namun, jangan sesekali memandang bahawa sakit itu sebagai hukuman sehingga berburuk sangka kepada ALLAH SWT atas ujian berkenaan. “Antara jutaan hamba-NYA, ALLAH memilih kita pada ketika itu untuk diberikan ujian atau sakit. Ia sebenarnya dapat membuka ruang bagi menghapuskan dosa-dosa yang telah kita dilakukan. “Janganlah sekali-kali kita berputus asa, sebaliknya hendaklah kita bersabar dan jangan alpa serta berhenti memohon kesembuhan daripada ALLAH SWT,†katanya ketika diwawancara secara maya baru-baru ini. Dalam pada itu, Dr Abdul Hafiz turut mengingatkan agar kita tidak mempersoal mengapa penyakit itu menimpa diri kita dan bukan orang lain sekali pun dalam hati. Sikap sebegini termasuk dalam kategori tidak reda menerima takdir yang telah ditetapkan oleh ALLAH SWT, katanya. Beliau turut menukilkan pandangan al-Maraghiy yang menyatakan “Sesuatu perkara tidak akan menimpa kami, kecuali apa yang telah digariskan untuk kami, yang telah ditetapkan di luh mahfuz. “Ini adalah sesuai dengan Sunnatullah terhadap makhluk-NYA. Setiap perkara akan berlaku menurut ketentuan-NYA.” “Al-Quran juga menjelaskan bahawa ujian yang menimpa seorang Mukmin itu bukanlah azab kekal atau balasan atas perbuatan salah yang telah dilakukan, tetapi ia seperti penghapus dosa-dosanya dan penyebab serta pendorong untuk dia melakukan taubat,†katanya. Artikel berkaitan Musibah itu penghapus dosa, ini rupanya sebab ramai yang tak sedar perkara ni Bukan tanda kesengsaraan Meneruskan perkongsian ilmunya, Dr Abdul Hafiz membicarakan tentang perbezaan ujian yang dialami oleh setiap insan. Apabila tahap kehambaan seseorang kepada ALLAH SWT menghampiri kehambaan para nabi, maka bertambah besar pula cubaan yang datang, terang beliau. Daripada Sa‘ad beliau berkata, Nabi Muhammad SAW ditanya berkaitan siapakah dalam kalangan manusia yang paling banyak dikenakan ujian. Rasulullah SAW bersabda “Para nabi, kemudian orang seperti mereka orang-orang soleh, sesudah itu menurut perbandingan demi perbandingan. Seorang itu akan diuji mengikut ukuran keimanannya, semakin tebal imannya, semakin hebat pula ujiannya. Jika sebaliknya, akan dikurangkan ujian kepadanya dan sentiasa seorang manusia dikenakan ujian sehingga dia berjalan di atas muka bumi dengan tiada Riwayat al-Darimi Begitupun, ahli akademik itu menegaskan, ujian sakit berkenaan bukanlah sebagai tanda kehinaan atau kesengsaraan. Beliau kemudian mengajak umat Islam untuk menyelami ujian yang pernah dialami oleh Nabi Ayyub AS. Bayangkan baginda diuji dengan semua harta benda dan kematian ahli keluarganya. Pada masa sama, baginda diserang penyakit. “Namun, baginda tetap bersabar dan bersyukur serta bersangka baik kepada ALLAH SWT. Maka turunlah rahmat ALLAH kepadanya. Kesihatan baginda AS dikembalikan, harta benda yang hilang diganti dengan berlipat kali ganda, dikurniakan beberapa orang anak, diberi pula umur Panjang hingga dapat melihat cucu cicitnya sehingga empat keturunan. “Ingatlah, sebesar mana pun dugaan, pasakkan sifat sabar dalam diri. Cubaan itu akhirnya akan digantikan dengan kebahagiaan. Ia dapat meperkukuh hati orang yang beriman agar sabar dalam berjuang menegakkan kebenaran,†jelas beliau. TERUS bergantung harap kepada ALLAH SWT dan mendekatkan diri kepada-NYA saat ditimpa kesakitan. Kepada satu soalan, Dr Abdul Hafiz menjawab, apabila seseorang Muslim ditimpa kesakitan, atasilah ujian itu dengan memperteguh hati dan berjihad mengendalikan diri sendiri. Caranya adalah dengan bermunajat kepada-NYA. “Selain itu, persiapkan diri dengan pertahanan yang kental, berjiwa besar, bersabar dan mendirikan solat. Sesungguhnya, jika seseorang Mukmin itu bersabar ketika datang ujian daripada ALLAH SWT, maka ALLAH akan menganugerahkan pahala kebaikan kepadanya,†ujar beliau. Apa jua ujian yang mendatang, Dr Abdul Hafiz mengingatkan agar kita tetaplah bergantung harap kepada ALLAH SWT. Beliau turut menitipkan pesan agar kita mendekatkan diri dengan-NYA sekerap mungkin, banyakkan beristighfar, lakukan solat dengan penuh khusyuk dan perbanyakkan zikir dan doa agar ALLAH menunjukkan jalan keluar untuk menyelesaikan ujian tersebut. “Setiap Muslim hendaklah bersabar dan reda walaupun mereka mempunyai banyak alasan untuk kecewa dan berduka,†jelasnya. Hapus dosa kecil Fakta yang dilontarkan oleh Dr Abdul Hafiz turut dipersetujui oleh pendakwah Ustaz Ahmad Faiz Hafizuddin Rosli atau dikenali sebagai Pencetus Ummah PU Faiz. PU FAIZ Jelas beliau, ujian sakit merupakan penghapus dosa-dosa kecil sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis masyhur. Daripada Abu Sa’id Al Khudri dan Abu Hurairah RA daripada Nabi Muhammad SAW bersabda “Tidaklah seorang Muslim yang ditimpa suatu penyakit dan keletihan, kegusaran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya melainkan ALLAH SWT akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” Riwayat al-Bukhari, Muslim, at-Tirmizi dan Ahmad Sementelah, bagi dosa-dosa yang besar pula, PU Faiz menjelaskan, ia hanya diampunkan dengan taubat. “Ketahuilah, apabila seseorang itu ditimpa kesakitan, kemudian hamba ALLAH itu bersabar, maka ALLAH SWT akan meletakkan Malaikat Rahmat untuk mendoakan rahmat kepada hamba berkenaan. “Namun, bagi mereka yang mengeluh seolah-olah tidak reda dengan ketentuan ALLAH, mereka akan mendapat kemurkaan-NYA kerana tidak sabar dengan ujian yang diberi. Maka, dirinya juga tidak akan mendapat fadilat-fadilat penghapus dosa tadi. “Bahkan, ia akan menambahkan lagi dosanya kerana tidak reda, tidak sabar dan tidak dapat terima bahawa dirinya seorang hamba manakala ALLAH SWT itu ialah Tuhannya yang menentukan apa-apa sahaja kebaikan dan keburukan di atas dirinya,” ujarnya. Dalam hal itu, beliau menambah, ia bukan sahaja melibatkan soal penyakit, tetapi juga membabitkan tugas kita sebagai seorang hamba ALLAH di muka bumi ini. “Bukan sahaja kesakitan itu dianggap sebagai ujian. Hakikatnya, ujian bukan sahaja melibatkan perkara yang kita benci dan tidak suka, tetapi juga apa yang manusia suka juga. BERIKHTIARLAH untuk mendapatkan rawatan kerana setiap penyakit pasti ada ubatnya kecuali mati. “Semua ujian itu tidak lain tidak bukan untuk menguji sama ada kita benar-benar menjadi hamba yang terbaik kepada Sang Pencipta. “Ia supaya kita tahu asal usul dan sedar ke mana kita akan kembali kelak. Setelah itu, segala amalan setiap manusia akan dihitung. Demikianlah hikmah atas setiap daripada ujian yang diberikan oleh ALLAH SWT,†katanya. Menjawab satu persoalan, PU Faiz menjelaskan, berdoa untuk sakit termasuk dalam salah satu perkara yang dihukumkan makruh. “Makruh kita mendoakan diri kita mendapat sakit melainkan kita berdoa dengan doa yang umum misalnya; ‘Ya ALLAH hidupkan aku selama mana kehidupan ini jadi kebaikan bagiku dan matikan aku ini selama mana mati itu ialah baik untukku’,†jelasnya. ‘Melawat orang sakit umpama kita ziarah ALLAH SWT’ Tatkala mendengar perkhabaran orang sakit, segeralah menziarahinya jika mempunyai kelapangan. Ia bukan sahaja satu amalan yang dianjurkan dalam Islam, tetapi imbalan yang diperolehnya juga bukan calang-calang. Ahli Jawatankuasa Fatwa Negeri Kedah dan Pulau Pinang, Dr Mohd Hapiz Mahaiyadin menjelaskan, jumhur ulama daripada empat mazhab baik Maliki, Hanafi, Syafie ataupun Hanbali, mereka menyatakan sunat menziarahi orang sakit. DR MOHD HAPIZ “Sunat di sini juga merujuk kepada satu amalan sunah yang mana ia dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Ini kerana ia berkaitan dengan kesejahteraan sosial yang melibatkan penjagaan hak orang Islam. “Terdapat juga pandangan menyebut hukum ziarah itu adalah fardu kifayah. Ia merupakan pandangan Ibn Taymiyyah. Beliau meletakkan ziarah orang sakit ini sebagai salah satu hak orang Islam yang jika tiada seorang pun dalam kalangan umat Islam menziarahi pesakit itu, maka semua umat Islam di tempat tersebut berdosa,” katanya kepada Sinar Islam baru-baru ini. Rasulullah SAW bersabda “Hak seorang Muslim ke atas Muslim yang lain ada lima. Memberi salam, melawat orang sakit, mengiringi jenazah, hadir jemputan dan mendoakan orang yang bersin.” Riwayat al-Bukhari dan Muslim Dalam pada itu, Dr Mohd Hapiz mengingatkan agar kita tidak bersembang perkara-perkara yang boleh menyebabkan orang yang diziarahi bertambah sakit dan derita. Kepada satu soalan, Pensyarah Kanan Akademi Pengajian Islam Kontemporari, Universiti Teknologi Mara itu menjelaskan “Mereka yang menziarahi orang sakit bukan sahaja didoakan oleh 70,000 malaikat rahmat dan keampunan buatnya. Artikel berkaitan 70,000 malaikat mendoakan kita bila lakukan amalan ini “Malah, dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam Sahih Muslim, Imam al-Bukhari dalam Kitab Adabul Mufrad dan Imam Ibn Hibban, ALLAH SWT berfirman bahawa menziarahi orang sakit ini sama seperti kita menziarahi’ ALLAH SWT. Apabila kita beri makan kepada orang sakit atau susah, ia diibaratkan sama seperti kita ‘beri makan’ kepada ALLAH SWT. “Bayangkan kita seolah-olah duduk dengan ALLAH SWT apabila menziarahi orang sakit. Namun begitu, Imam an-Nawawi mengatakan, dalam hadis berkenaan, ALLAH SWT menghubungkan orang sakit itu terus kepada-NYA sebagai satu kemuliaan kepada mereka dan juga mendekatkan manusia itu kepada ALLAH. “Mudah kata, apabila kita menziarahi orang sakit, ia sama seperti kita menziarahi ALLAH. Namun, kata Imam an-Nawawi, maksud seolah-olah kita seperti ‘jumpa ALLAH’ itu bukanlah kita berjumpa dengan zat ALLAH SWT. Sebaliknya apa yang kita akan jumpa saat menziarahi orang sakit tadi adalah pahala dan kemuliaan serta rahmat ALLAH SWT,†katanya. Menyambung hujahnya, Dr Mohd Hapiz turut mengemukakan pandangan yang dinukilkan oleh Imam al-Munawi. Kata ulama itu, dalam kita menziarahi orang sakit, memberi makan kepadanya dan sebagainya, begitu banyak pahala yang bakal diperoleh. Pada musim Covid-19 ini, ahli akademik itu menitipkan pesan agar kita menggunakan kemudahan teknologi yang ada untuk kita mendapatkan khabar orang yang sakit. ANEKDOT ADAB-ADAB ziarah orang sakit 1. Pilih waktu sesuai. Dalam al-Quran, ada tiga waktu dilarang daripada menziarahi orang iaitu selepas Subuh, waktu orang berehat petang dan selepas Isyak. 2. Jangan duduk terlalu lama. Kehadiran kita hanyalah untuk menziarahi orang sakit dan bertanya khabar. Cukuplah sekadar mendapat maklumat tentang penyakit yang dihidapinya. Jangan pula kita melakukan soal siasat untuk mendapatkan semua maklumat. 3. Menundukkan pandangan. Usahlah melihat aurat pesakit lebih-lebih lagi jika individu berkenaan sakit pada bahagian anggota aurat mereka. Pada masa sama, tundukkanlah pandangan kepada ahli rumah atau orang yang duduk di rumahnya. Seperkara, jaga pandangan dan jangan melilau memerhati keadaan rumahnya yang mungkin bersepah dan sebagainya. 4. Kurangkan bertanya. Usah sibuk bersembang atau bertanya banyak soalan. Biarkan pesakit cerita setakat mana beliau mahu bercerita perihal keadaan dirinya. 5. Tunjukkan sikap ambil berat. Ini merupakan antara sifat para salafus soleh dan tabi’in. Apabila salah seorang daripada mereka tidak nampak kelibatnya di masjid, majlis ilmu dan sebagainya lebih tiga hari, mereka akan bertanya khabar. 6. Banyakkan berdoa. Berdoalah dengan ikhlas untuk kesejahteraan pesakit berkenaan. Sumber Pensyarah Kanan Akademi Pengajian Islam Kontemporari, Universiti Teknologi Mara, Dr Mohd Hapiz Mahaiyadin Foto 123rf & Freepik
dp bbm sakit penghapus dosa